Sebuah kisah yang membuat mata ini mengeluarkan butiran-butiran bening, saat melihat tanyangan TV kemarin sore..
pelajaran yang luar bisa dari seorang nenek yang sudah lanjut usia, ia lahir di tahun 1915,,bisa dihitung khan berapa usianya sekarang.
Namun satu dan lain hal yang ia tidak seberuntung layaknya seorang nenek lain, ia tinggal disebuah tenda kecil (bahkan sangat kecil) yang hanya bisa menutupi badan'a dari panas matahari ataupun hujan. tenda itu dikelilingi oleh tumpukan baju dan sepatu bekas.
Yaaa... dari tumpukan baju dan sepatu itu ia mencari nafkah, ia menjual barang-barang tersebut dengan harga Rp. 1000 per-item. coba kita bayang kan saudara/i qu barang-barang yang seperti itu kapan terjualnya?
terlebih lagi nenek tidak bisa berjalan, kakinya sakit karena suatu hari ia pernah tertabrak grobak dengan muatan besi sampai pingsan dan penabraknya lari.
Nenek tinggal sendiri ditenda seadanya, suaminya telah meninggal dan ia tak punya seorang pun anak. karena semasa'a ia menjadi seorang istri, suaminya tak memberikan haknya sebagai seorang istri. namun nenek tetap setia mendampingi hingga sang suami pun pergi terlebih dahulu darinya.
Raut wajahnya yang telah banyak garis kerutan yang menampakan kegetiran hidup yang ia alami sendiri tanpa orang-orang yang bisa merawatnya. sering ia tidak makan karena dengan apa ia membeli makanan? sedangkan baju dan sepatu bekas itu tidak terjual..
Satu pelajaran darinya, ia sangat menjaga harga dirinya. ia tidak mau mengemis jika tidak terpaksa sekali. Ia bilang: saya hidup, makan dan usianya panjang semua dari Tuhan.
Satu yang ia inginkan, ia ingin Tuhan mengambilnya segera. Namun saat-saat yang ditunggu itu ia jaga dengan tetap bertahan hidup dengan cara yang mulia.
Nenek pernah ditawari untuk tinggal dipanti jompo yang pastinya akan membuat kondisi nenek lebih baik, namun ia tidak mau. ia bilang saya mau hidup dan mati disini saja.
sekelumit cerita nyata yang mengandung hamparan hikmah..
"Harga diri",, yaa untuk kondisi2 ini yang dipertahankan nenek hingga sekarang. Berbanding terbalik ketika melihat banyak kakek,nenek,ibu bahkan anak kecil yang rela harga dirinya tergadaikan untuk mengemis dijalan.
Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur atas segala keberkahan
dan kemuliaan hidup yang telah Allah berikan.