Satu Cerita berawal dari satu kata...

Selasa, 29 November 2011

part 2

sms balasan yang cukup panjang dan tambah membuat emosi memuncak, tysa memutuskan untuk di CUT. tidak lama kemudian sms dari k'rina muncul "tysa kangen, lagi apa?" eeittss... ko bisa kebetulan berurutan begini (pikir tysa dalam hati) sms tembakan langsung diarahnkan "kenapa ka, tumben sms di kasih tau ani yah?" "ga beneran kangen", begitu sms balasannya "owwh..", sambil mengernyitkan dahi karena masih belum yakin dengan sms tadi Tysa pun sengaja menceritakan semua kejadian sms dengan ani pada k'rina. Tausiyah merepet.. tak ada jawaban panjang selain "iya" pada sms balasan .. Hampir 2 pekan kejadian balasan SMS itu, mencoba berfikir untuk memperbaiki semuanya. Akhirnya meminta maaf dan suasana kembali seperti semula. ............... Kerjaan banyak, kepala pusing dengan macam-macam konflik...plus badan drop :( sampai sakit dan cek ke dokter..ternyata bukan hanya sakit kecapean tapi sakit karena pola makan yang ga sehat..ckckkkk dan ga cuma itu...tysa mendapatkan ujian yang membuatnya "speechless" saat di beri tahu dokter tentang penyakit yang dideritanya. "ada benjolan di payudara sebelah kiri, ini tumor". jelas dokter -glekk- "baiknya gimana dok?", tanya tysa datar "harus diangkat, kapan siap dioprasinya?" jawab dokter tysa yang saat itu dengan ekspresi datar namun sedih dalam hati, segera memutuskan tanpa berpikir panjang. "mm..jum'at dok" sambil melirik bunda tysa yang saat itu juga speechless didepan dokter. keputusan singkat yang diambil pada malam kamis itu.. segera tysa menuju bagian informasi terkait biaya operasi, dan bertanya: "misi sus, mau tanya estimasi biaya yang keluar untuk operasi sedang berapa?" "sebentar saya cek dulu...estimasi biaya skitar 2,5 juta untuk kelas 3" jawab suster "rawat satu hari?" tanya tysa lagi "iya, mau sekalian daftar?" tanya suster "mm..." terdiam sambil melirik bunda "bisa daftar saat akan operasi, mau operasi kapan?" "jum'at sore sus" "bisa jum'at daftarnya" "terimakasih sus" "iya" otak ini serasa tersabotase tak memikirkan yang lain.. "bunda, gimana?? uang tabungan tysa tinggal 850ribu" tanya tysa pada bunda "yaudah ga apa-apa, nanti pake uang bunda" menjawab dengan rona wajah yang terlihat khawatir namun sengaja di tutup-tutupi. saat diperjalanan pulang dari rumah sakit, tak terasa air mata tysa jatuh. seiring titik hujan yang turun malam itu. dada tysa semakin terasa gemuruh sama seperti suara hujan yang didengarnya saat berteduh di sebuah halte. saat berteduh bunda sengaja tidak menyinggung apa informasi yang baru di dengarnya dari dokter tentang anaknya. bunda cerita kesana-kemari untuk menghibur. sunggingan senyum yang hanya menghiasi lontaran candaan bunda dikala hujan semakin deras di tempat kami berteduh. ..... Lanjut di part 3